Senin, 28 November 2011

Hormon Dan ZPT




HORMON DAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT)


Pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakantumbuhandikendalikan beberapa golongan zatyang secara umum dikenal sebagai hormon tumbuhanatau fitohormon. Penggunaan istilah "hormon" sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan; dan, sebagaimana pada hewan, hormon juga dihasilkan dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam sel.
Beberapa ahli berkeberatan dengan istilah ini karena fungsi beberapa hormon tertentu tumbuhan (hormon endogen, dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan) dapat diganti dengan pemberian zat-zat tertentu dari luar, misalnya dengan penyemprotan (hormon eksogen, diberikan dari luar sistem individu). Mereka lebih suka menggunakan istilah zat pengatur tumbuh(bahasa Inggris plant growth regulator).
Hormon berasal dari kata Yunani yaitu hormon yang berarti menggiatkan, merangsang, membangkitkan timbulnya suatu aktivitas.  Menurut Moore (1979) hormon adalah suatu zat senyawa organik yang bukan nutrisi tanaman, aktif dalam jumlah yang sangat kecil, disintesa pada bagian tertentu tanaman kemudian diangkut ke bagian lain dimana zat tersebut menimbulkan pengaruh khusus secara biokimia. Yang dimaksud hormon disini adalah Auxin, Giberelin, Cytokinin, ethylen dan ABA.
Zat pengatur tumbuh (ZPT) adalah senyawa organik yang bukan nutrisi tanaman yang dalam jumlah kecil atau konsentrasi rendah akan merangsang dan mengadakan modifikasi secara kwalitatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.  Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa semua hormon adalah zat pengatur tumbuh tetapi tidak sebaliknya karena ZPT dapat dibuat atau disintesa oleh manusia tetapi hormon tidak.
ZPT (zat pengatur tumbuh) dibuat agar tanaman memacu pembentukan fitohormon (hormon tumbuhan) yang sudah ada di dalam tanaman atau menggantikan fungsi dan peran hormon bila tanaman kurang dapat memproduksi hormon dengan baik.
Yang dimaksud dengan ZPT adalah 2,4-D, 2,4-S-T, IBA, NAA dan lain lain. Penggunaan Zat pengatur tumbuh bila digunakan  dengan konsentrasi rendah akan merangsang dan menggiatkan pertumbuhan tanaman, dan sebaliknya bila digunakan dalam jumlah besar/konsentrasi tinggi akan menghambat pertumbuhan bahkan dapat mematikan tanaman. Seiring dengan kemajuan dan perkembangan tekhnologi di bidang pertanian, dan berdasarkan berbagai macam penelitian maka ditemukan aneka ragam zat pengatur tumbuh yang dapat difungsikan sebagai herbisida untuk mematikan gulma atau tanaman pengganggu. ZPT dapat berubah fungsi menjadi racun bila dipakai melebihi kadar tertentu dan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak zat pengatur tumbuh (ZPT) yang dapat dipergunakan sebagai herbisida.  Lebih lanjut didapatkan pula bahwa, zat pengatur tumbuh tertentu memepunyai sifat-sifat yang selektif sehingga gulma dapat dimatikan tetapi tanaman pokok yng dibudidayakan tidak terganggu.  Di era tekhnologi modern saat ini, ZPT yang banyak digunakan sebagai herbisida pemberantas gulma terutama adalah 2,4-D, 2,4,5-T dan MCPA atau MCP.
Pada umumnya dikenal lima kelompok hormon tumbuhan: auksin, sitokinin, giberelin, etilen, dan inhibitor. Namun demikian menurut perkembangan riset terbaru ditemukan molekul aktif yang termasuk zat pengatur tumbuh dari golongan polyamines seperti putrescine, spermine dan spermidine.
a.      Auksin
hormon tanaman seperti indolasetat yang berfungsi untuk merangsang pembesaran sel, sintesis DNA kromosom, serta pertumbuhan aksis longitudinal tanaman., gunanya untuk merangsang pertumbuhan akar pada stekan atau cangkokan. Auksin sering digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar dan sebagai bahan aktif sering yang digunakan dalam persiapan hortikultura komersial terutama untuk akar batang. Mereka juga dapat digunakan untuk merangsang pembungaan secara seragam, untuk mengatur pembuahan, dan untuk mencegah gugur buah.(yang termasuk Auksin IBA, NAA, 2,4-D). Auksin Golongan NAA memakai merek dagang antara lain: Rootone-F, Atonik. Sedang Auksin 2,4 D dijual dengan nama Hidrasil. Auksin alami banyak terdapat didalam cairan biji jagung muda yang masih berwarna kuning, air seni sapi, ujung koleoptil tanaman oat, umbi bawang merah dan air kelapa.
   Golongan Auksin : Indole Aceti Acid (IAA), Napthalene Acetic Acid (NAA), 2,4-D, CPA dan Indole Acetic Acid (IBA). Yang paling penting dari keluarga auksin adalah indole-3-asam asetat (IAA). Ini menghasilkan efek auksin pada tanaman secara menyeluruh, dan yang paling ampuh dari auksin alami, namun molekul kimiawi IAA adalah yang paling labil di larutan air, sehingga IAA tidak digunakan secara komersial sebagai regulator pertumbuhan tanaman.
Yang termasuk golongan auksin alami : 4-chloro-asam indoleasetis, asam fenilasetis (PAA) dan indole-3-asam butirik (IBA). Sedang  auksin buatan antara lain 1-asam nafthaleneasetis (NAA), 2,4-asam dichlorophenoxyasetis (2,4-D), dan lain-lain.
Auksin dosis tinggi dapat merangsang produksi Etilen. Kelebihan Etilen malah dapat menghalangi pertumbuhan, menyebabkan gugur daun (daun amputasi), dan bahkan membunuh tanaman. Beberapa auksin sintetis seperti 2,4-D dan 2,4,5-asam trichlorophenoxyacetic (2,4,5-T) telah digunakan sebagai herbisida.
      tanaman berdaun luas (dicotil) jauh lebih rentan terkena auksin daripada daun tanaman monokotil seperti tanaman rumput-rumputan. Auksin sintetis ini adalah agen aktif dalam “Agen Oranye” yaitu defoliant yang digunakan secara ekstensif oleh pasukan Amerika di perang Vietnam.
b.      Giberelin atau asam giberelat (GA)
      merupakan hormon perangsang pertumbuhan tanaman yang diperoleh dari Gibberella fujikuroi atau Fusarium moniliforme, aplikasi untuk memicu munculnya bunga dan pembungaan yang serempak (Misalnya GA3 yang termasuk hormon perangsang pertumbuhan golongan gas) merek dagangantara lain: ProGib. Giberalin alami banyak terdapat didalam umbi bawang merah
c.       Sitokinin, 
     Sitokinin adalah hormon tumbuhan turunan adenin berfungsi untuk merangsang pembelahan sel dan diferensiasi mitosis, disintesis pada ujung akar dan ditranslokasi melalui pembuluh xylem. Aplikasi Untuk merangsang tumbuhnya tunas pada kultur jaringan atau pada tanaman induk, namun sering tidak optimal untuk tanaman dewasa. sitokinin memiliki struktur menyerupai adenin yang mempromosikan pembelahan sel dan memiliki fungsi yang sama lain untuk kinetin. Kinetin adalah sitokinin pertama kali ditemukan dan dinamakan demikian karena kemampuan senyawa untuk mempromosikan sitokinesis (pembelahan sel). Meskipun itu adalah senyawa alami, Hal ini tidak dibuat di tanaman, dan karena itu biasanya dianggap sebagai "sintetik" sitokinin (berarti bahwa hormon disintesis di tempat lain selain di pabrik).
                 Sitokinin telah ditemukan di hampir semua tumbuhan yang lebih tinggi serta lumut, jamur, bakteri, dan juga di banyak tRNA dari prokariota dan eukariota. Saat ini ada lebih dari 200 sitokinin alami dan sintetis serta kombinasinya. Konsentrasi sitokinin yang tertinggi di daerah meristematik dan daerah potensi pertumbuhan berkelanjutan seperti akar, daun muda, pengembangan buah-buahan, dan biji-bijian. Sitokinin pertama kali ditemukan oleh ilmuwan Amerika bernama Folke Skoog pada tahun 1954.
Sitokinin umumnya ditemukan dalam konsentrasi yang lebih tinggi di daerah meristematik dan jaringan yang berkembang. Mereka diyakini disintesis dalam akar dan translokasi melalui xilem ke tunas. biosintesis sitokinin terjadi melalui modifikasi biokimia adenin.
Proses dimana mereka disintesis adalah sebagai berikut :
Sebuah produk jalur mevalonate disebut pirofosfat isopentil adalah isomer, isomer ini kemudian dapat bereaksi dengan adenosine monophosphate dengan bantuan sebuah enzim yang disebut isopentenyl AMP synthase.Hasilnya adalah isopentenyl adenosin-5'-fosfat (AMP isopentenyl).
                 Produk ini kemudian dapat dikonversi menjadi adenosin oleh isopentenyl pemindahan fosfat oleh fosfatase dan selanjutnya dikonversikan ke isopentenyl adenin dengan menghilangkan kelompok ribosa.
                 Isopentenyl adenin dapat dikonversi ke tiga bentuk utama sitokinin alami.
Degradasi sitokinin sebagian besar terjadi karena enzim oksidase sitokinin. Enzim ini menghapus rantai samping dan rilis adenin. Derivitives juga dapat dibuat tetapi jalur yang lebih kompleks dan kurang dipahami.
                 Ada beberapa macam sytokinin yang telah diketahui, diantaranya kinetin, zeatin (pada jagung), Benziladenin (BA), Thidiazuron, dan Benzil Amino Purin (BAP) namun sitokinin ditemukan hampir di semua jaringan meristem.
 Peranan sitokinin antara lain:
1.      bersama dengan auksin dan giberelin merangsang pembelahan sel-sel tanaman
2.      merangsang morfogenesis ( inisiasi / pembentukan tunas) pada kultur jaringan.
3.      merangsang pertumbuhan pertumbuhan kuncup lateral.
4.      merangsang perluasan daun yang dihasilkan dari pembesaran sel atau merangsang  pemanjangan titik tumbuh daun dan merangsang pembentukan akar cabang
5.       meningkatkan membuka stomata pada beberapa spesies
6.      mendukung konversi etioplasts ke kloroplas melalui stimulasi sintesis klorofil.
7.      menghambat proses penuaan (senescence) daun
8.      mematahkan dormansi biji
d.      Etilen,
hormon yang berupa gas yang dalam kehidupan tanaman aktif dalam proses pematangan buah Aplikasi mengandung ethephon, maka kinerja sintetis ethylen berjalan optimal sehingga tujuan agar buah cepat masak bisa tercapai. (misalnya: Etephon, Protephon) merk dagang antara lain: Prothephon 480SL.
5. Inhibitor

Yang dimaksud dengan istilah inhibitor adalah zat yang menghambat pertumbuhan pada tanaman, sering didapat pada proses perkecambahan, pertumbuhan pucuk atau dalam
dormansi.Di dalam tanaman, inhibitor menyebar disetiap organ tubuh tanaman tergantung dari jenis inhibitor itu sendiri. Menurut weaver (1972), beberapa jenis inhibitor adalah merupakan bentuk phenyl compound termasuk phenol, benzoic acid, cinamic acid an coffeic acid. Gallic acid dan shikimic acid merupakan turunan dari benzoic acid. Selanjutnya ia mengemukakan pula bahwa gallic acid dapat diketemukan pada buah yang matang, sedangkan ferulic acid dan p-coumaric acid merupakan ko faktor untuk IAA oksida.
Di dalam alam, abscisic acid dapat dijumpai pada daun, batang, rizoma, ubi (tuber), tunas (bud), tepung sari, buah, embrio, endosperm, ataupun kulit biji (seed coat) misalnya pada tanaman kentang, kacang, apel, adpokat rose dan kelapa.Plant growth retardant adalah inhibitor yang berperan dalam menghambat aktivitas apical meristematic. Zat kimia yang dikelompokan dalam growth retardant adalah : Amo-1618, Phosfon-D, CCC (cycocel), SADH (succinic acid-2,2-dimethyl hyrdazide) dan Morphactins (methyl-2-chloro-9-hydroxy fluorene-9-carboxylate/IT 3456 dan n-butyl-9-hydroxyfluerene-9-carboxylate/IT 3233).

Peranan inhibitor di dalam tanaman
a.    Asam absisat
Di dalam tanaman, Asam absisat(ABA) menyebar di dalam jaringan. Inhibitor ini mempunyai fungsi atau peranan yang berlawanan dengan zat pengatur tumbuh: auksin, gibberellin, dan sitokinin.
b.Plant growth retardant
Plant growth retardant adalah inhibitor yang berlawanan dengan kegiatan gibbberellin pada perpanjangan batang. Hal ini terbukti dari hasil penelitian Lang dkk dengan menggunakan CCCdan Amo-1618 pada jamur fusarium moniliforme dan tanaman derajat tinggi. Ternyata bahwasintesis gibberellin diblokir sehingga gibberellin tersebut tidak berpengaruh. Sedangkan SADHmenghambat diamin oksida (yang berperan dalam perubahan tryptamine menjadi IAA).Secara garis besar ternyata inhibitor ini menghambat aktivitas auksin, giberelin dan sitokinin. ABA sebagai salah satu jenis inhibitor mendukung dormansi, abscission dan senscence. Sedangkan SADH, CCC, Phosfon-D dan Amo-1618 menghambat perpanjangan batang (cell elongation). Growth retardant ini aktifasinya berlawanan dengan gibberellin.MH (Maleic Hydrazide) sering digunakan sebagai herbisida dalam konsentrasi yang tinggi. Aktifitas MH ini menghambat aktifitas meristematic,sehingga menghambat perpanjangan batang. Begitu pula morphactin dan turunannya, dengan menggunakan konsentrasi yang tinggi, dapat dipergunakan sebagai pembunuh rumput -rumputan. Peranan bahan kimia ini adalah menghambat perpanjangan batang dan berfungsi pula untuk memecahkan tunas.


6.      Poliamina

Polyamines mempunyai peranan besar dalam proses genetis yang paling mendasar seperti sintesis DNA dan ekspresi genetika. Sperminedan spermidine berikatan dengan rantai phosphatedari asam nukleat. Interaksi ini kebanyakkan didasarkan pada interaksi ion elektrostatik antara muatan positif kelompok ammonium dari polyamine dan muatan negatif dari phosphat.
Polyamine adalah kunci dari migrasi sel, perkembangbiakan dan diferensiasi pada tanaman dan hewan. Level metabolis dari polyamine dan prekursor asam amino adalah sangat penting untuk dijaga, oleh karena itu biosynthesis dan degradasinya harus diatur secara ketat.
Polyamine mewakili kelompok hormon pertumbuhan tanaman, namun merekan juga memberikan efek pada kulit, pertumbuhan rambut, kesuburan, depot lemak, integritas pankreatis dan pertumbuhan regenerasi dalam mamalia. Sebagai tambahan, spermine merupakan senyawa penting yang banyakdigunakan untuk mengendapkan DNA dalam biologi molekuler. permidine menstimulasi aktivitas dari T4 polynucleotida kinase and T7 RNA polymerase dan ini kemudian digunakan sebagai protokol dalampemanfaatan enzim.
MEKANISME SEDERHANA PENGARUH ZPT HORMONIK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN GENERATIF
Tanaman secara alamiah tanaman sudah mengandung hormon pertumbuhan seperti Auksin, giberelin dan Sitokin yang dalam tulisan ini diistilahkan dengan hormon endogen. Kebanyakan hormon endogen di tanaman berada pada jaringan meristem yaitu jaringan yang aktif tumbuh seperti ujung-ujung tunas/tajuk dan akar. Tetapi karena pola budidaya yang intensif yang disertai pengelolaan tanah yang kurang tepat maka kandungan hormon endogen tersebut menjadi rendah/kurang bagi proses pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Akibatnya sering dijumpai pertumbuhan tanamaman lambat, kerontokan bunga/ buah, ukuran umbi/buah kecil yang merupakan sebagian tanda kekurangan hormon (selain kekurangan zat lainnya seperti unsur hara). Oleh karena itu penambahan hormon dari luar (hormon eksogen) seperti produk HORMONIK yang mengandung hormon Auksin , giberelin dan Sitokinin ORGANIK (Non sintetik/kimia) mutlak diperlukan untuk menghasilkan pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman yang optimal.
Untuk mengetahui bagaimana mekanisme kerja HORMONIK (Auksin, giberelin dan Sitokinin) pada tanaman, berikut diuraikan secara global dan sederhana.
Pemberian Auksin eksogen (HORMONIK) akan meningkatkan permeabilitas dinding sel yang akan mempertinggi penyerapan unsur , diantaranya unsur N, Mg, Fe, Cu untuk membentuk chlorofil yang sangat diperlukan untuk mempertinggi fotosintesis. Dengan fotosintesis yang semakin meningkat akan dihasilkan hasil fotosintesis yang meningkat dan bersama dengan auxin akan bergerak ke akar untuk memacu pembentukan giberelin dan Sitokinin di akar yang akan membantu pembentukan dan perkembangan akar . Penambahan kandungan Auksin eksogen di akar akan meningkatkan tekanan turgor akar sehingga giberelin dan Sitokinin endogen di akar akan diangkut ke atas/ bagian tajuk tanaman.
Dengan penambahan Sitokinin dan giberelin eksogen maka terjadi peningkatan kandungan Sitokinin dan giberelin ditanaman (tajuk) dan akan meningkatkan jumlah sel (oleh hormon Sitokinin) dan ukuran sel (oleh hormon giberelin) yang bersama-sama dengan hasil fotosintat yang meningkat di awal penanaman akan mempercepat proses pertumbuhan vegetatif tanaman (termasuk pembentukan tunas-tunas baru) selain juga mengatasi kekerdilan tanaman.
Seiring dengan pertumbuhan vegetatif tanaman, hasil fotosentesis akan meningkat terus dan ditambah kandungan giberelin dan sitokinin eksogen akan meningkatkan perbandingan C/N yang menyebabkan peralihan dari masa vegetatif ke generatif dengan terbentuknya kuncup bunga/buah atau umbi. Pada saat terbentuk bunga atau buah, jika kandungan auksin rendah maka sel-sel antara tangkai bunga/buah dengan ranting/cabang akan berubah menjadi jaringan mati yaitu jaringan gabus sehingga bunga/buah mudah rontok. Dengan penambahan Auxin Eksogen akan menghambat perubahan sel-sel tersebut menjadi jaringan gabus sehingga kerontokkan dapat dicegah/dikurangi.
Di fase generatif ini penambahan Hormon Sitokinin dan giberelin eksogen akan meningkatkan kapasitas jaringan penyimpanan hasil fotosintesa yang dipanen (umbi, buah dll) yaitu sitokinin akan memperbanyak sel jaringan penyimpanan dan giberelin akan memperbesar sel jaringan penyimpanan sehingga mampu menerima hasil-hasil fotosintesa lebih banyak yang berakibat ukuran jaringan penyimpanan (buah) lebih besar (semangka, kentang, dll) atau bernas (padi, jagung dll).

Penambahan Hormon Auxin, Sitokinin dan giberelin Eksogen akan berpengaruh
terhadap :
1. akar : akan menaikkan kapasitas penyerapan air dan unsur hara
2. Daun : mempertinggi laju fotosintesis sehingga hasil fotosintesa lebih banyak
3. Ditambah dengan penambahan unsur – unsur hara dari POC NASA dan atau POP SUPER NASA yang akan mencukupi kebutuhan tanaman secara jumlah dan jenis unsur hara. Sehingga semua faktor di atas akan membuat tanaman tercukupi kebutuhannya yang akan berpengaruh pada umur produktif tanaman (umur dimana tanaman masih dapat berproduksi dengan cukup baik) dapat diperpanjang baik untuk tanaman semusim atau tahunan.
Keterangan :
- Permeabilitas : Kemampuan dinding sel untuk dilewati suatu senyawa
(biasanya bentuknya cairan )
- C/N : Perbandingan antara Carbon dan Nitrogen dimana semakin
besar perbandingan C/N maka tanaman akan terpacu menuju ke pertumbuhan generatif tanaman.





Jumat, 25 November 2011

TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN


Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan tingkat rendah (misal ganggang) penyerapan air dan zat hara yang terlarut di dalamnya dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan tingkat tinggi (misal spermatophyta) proses pengangkutan dilakukan pembuluh pengangkut yang terdiri dari xylem dan phloem.
Tumbuhan memperoleh bahan dari lingkungan untuk hidup berupa O2, CO2, air dan unsur hara. Kecuali gas O2 dan CO2  zat diserap dalam bentuk larutan ion. Mekanisme proses penyerapan dapat belangsung karena adanya proses imbibisi, difusi, osmosis dan transpor aktif.
Imbibisi : merupakan penyusupan atau peresapan air ke dalam ruangan antar dinding sel, sehingga dinding selnya akan mengembang.  Misal masuknya air pada biji saat berkecambah dan biji kacang yang direndam dalam air beberapa jam.
Diffusi : gerak menyebarnya molekul dari daerah konsentrasi tinggi (hipertonik) ke konsentrasi rendah (hipotonik). Misal pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 saat pernafasan, penyebaran setetes tinta dalam air.
Osmosis : proses perpindahan air dari daerah yang berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke daerah yang berkonsentrasi tinggi (hipertonik) melalui membran semipermiabel. Membran semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat tertentu yang larut di dalamnya. Keadaan tegang yang timbul antara dinding sel dengan dinding isi sel karena menyerap air disebut turgor, sedang tekanan yang ditimbulkan disebut tekanan turgor. Untuk sel tumbuhan bersifat selektif semipermiabel. Setiap sel hidup merupakan sistem osmotik. Jika sel ditempatkan dalam larutan yang lebih pekat (hipertonik) terhadap cairan sel, air dalam sel akan terhisap keluar sehingga menyebabkan sel mengkerut. Peristiwa ini disebut plasmolisis.
Transpor aktif : pengangkutan lintas membran dengan menggunakan energi ATP, melibatkan pertukaran ion Na+ dan K+ (pompa ion) serta protein kontraspor yang akan mengangkut ion Na+ bersama melekul lain seperti asam amino dan gula. Arahnya dari daerah berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Misal perpindahan air dari korteks ke stele.  

Pengangkutan Zat Melalui Xylem     

Pengangkutan zat pada tumbuhan dibedakan menjadi :
1.  Pengangkutan vaskuler (intravaskuler) : pengangkutan melalui berkas pembuluh pengangkut.
2.  Pengangkutan ekstravaskuler : pengangkutan air dan garam mineral di luar berkas pembuluh pengangkut. Pengangkutan ini berjalan dari sel ke sel dan biasanya dengan arah horisontal. Di dalam akar pengangkutan ini melalui :
     bulu akar    epidermis    korteks    endodermis    xylem.
     Penganngkutan ekstravaskluler dibedakan :
-    transportasi/ lintasan apoplas : menyusupnya air tanah secara bebas atau transpor pasif melalui semua bagian tak hidup dari tumbuhan (dinding sel dan ruang antar sel)
-    transportasi/ lintasan simplas : bergeraknya air dan garam mineral melalui bagian hidup dari sel tumbuhan (sitoplasma dan vakoula).
Air dan garam mineral akan diangkut ke daun melalui pembuluh kayu (xylem). Komponen utama penyusun xylem adalah elemen pembuluh (trakea) dan trakeid.
Trakea dan trakeid merupakan sel-sel yang mati karena tidak mempunyai sitoplasma dan hanya mempunyai dinding sel.
Sel trakea terdiri atas tabung yang berdinding tabal dan membentuk suatu pembuluh.
Sel trakeid merupakan sel dasar penyusun xylem, yang terdiri dari sel memanjang dan berdinding keras karena mengandung lignin. Pada beberapa tempat dinding sel trakeid terdapat bagian-bagian yang tidak menebal yang disebut noktah.
Selain trakea dan trakeid xylem juga mengandung sel parenkim (parenkim kayu) yang merupakan sel hidup dan berfungsi untuk menyimpan bahan makanan. Xylem juga mengandung serabut kayu yang berfungsi sebagai penguat (penyokong)
Proses pengangkutan air dan zat zat terlarut hingga sampai ke daun pada tumbuhan dipengaruhi oleh :
-    daya kapilaritas : pembuluh xylem yang terdapat pada tumbuhan dianggap sebagai pipa kapiler. Air akan naik melalui pembuluh kayu sebagai akibat dari gaya adhesi antara dinding pembuluh kayu dengan molekul air.
-    daya tekan akar : tekanan akar pada setiap tumbuhan berbeda-beda. Besarnya tekanan akar dipengaruhi besar kecil dan tinggi rendahnya tumbuhan (0,7  -  2,0  atm). Bukti adanya tekanan akar adalah pada batang yang dipotong, maka air tampak menggenang dipermukaan tunggaknya.
-    daya hisap daun : disebabkan adanya penguapan (transpirasi) air dari daun yang besarnya berbanding lurus dengan luas bidang penguapan (intensitas penguapan).
-    pengaruh sel-sel yang hidup

Tumbuhan mengeluarkan cairan dari tubuhnya melalui 3 proses, yaitu  :
1.     Transpirasi : adalah terlepasnya air dalam bentuk uap air melalui stomata dan kutikula ke udara bebas (evaporasi). Transpirasi dipengaruhi oleh :
Faktor luar, meliputi :
-    kelembaban udara : semakin tinggi kelembaban udara maka transpirasi semakin lambat. Pada saat udara lembab transpirasi akan terganggu, sehingga tumbuhan akan melakukan gutasi
-    suhu udara : semakin tinggi suhu maka transpirasi semakin cepat.
-    intensitas cahaya : semakin banyak intensitas cahaya maka transpirasi semakin giat.
-    kecepatan angin : semakin kencang angin maka transpirasi semakin cepat.
-    kandungan air tanah
Faktor dalam, meliputi :
-    ukuran (luas) daun
-    tebal tipisnya daun
-    ada tidaknya lapisan lilin pada permukaan daun
-    jumlah stomata
-    jumlah bulu akar (trikoma)
Jadi semakin cepat laju transpirasi berarti semakin cepat pengangkutan air dan zat hara terlarut, demikian pula sebaliknya. Alat untuk mengukur besarnya laju transpirasi melalui daun disebut fotometer atau transpirometer.
2.     Gutasi : adalah pengeluaran air dalam bentuk tetes-tetes air melalui celah-celah tepi atau ujung tulang tepi daun yang disebut hidatoda/ gutatoda/ emisarium. Terjadi pada suhu rendah dan kelembaban tinggi sekitar pukul 04.00 sampai 06.00 pagi hari. Di alami pada tumbuhan famili Poaceae (padi, jagung, rumput, dll)
3.     Perdarahan : adalah pengeluaran air cairan dari tubuh tumbuhan berupa getah yang disebabkan karena luka atau hal-hal lain yang tidak wajar. Misalnya pada penyadapan pohon karet dan pohon aren.

Pengangkutan Melalui Phloem

Air dan zat terlarut yang diserap akar diangkut menuju daun akan dipergunakan sebagai bahan fotosintesis yang hasilnya berupa zat gula/ amilum/ pati. Pengangkutan hasil fotosintesis berupa larutan melalui phloem secara vaskuler ke seluruh bagian tubuh disebut translokasi.
Untuk membuktikan adanya pengangkutan hasil fotosintesis melewati phloem dapat dilihat dari pada proses pencangkokan. Batang yang telah kehilangan kulit (phloem) mengalami hambatan pengangkutan akibat terjadinya timbunan makanan yang dapat memacu munculnya akar apabila bagian batang yang terkelupas kulitnya tertutup tanah yang selalu basah.
Beberapa tumbuhan menyimpan hasil fotosintesis pada akarnya atau batangnya. Pada umumnya jaringan phloem tersusun oleh 4 komponen, yaitu :
-    buluh tapis
-    sel pengiring
-    parenkim phloem
-    serabut-serabut


Setiap mahkluk hidup pasti membutuhkan nutrien sebagai sumber energi pertumbuhan, demikian pula halnya dengan tanaman. Untuk dapat hidup dan berkebang secara baik setiap harinya tanaman membutuhkan bahan nutrsi berupa unsur hara yang dapat dikonsumsi.
Setiap jenis unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, tentunya memiliki fungsi, kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dalam memberikan unsur hara pada tanaman tentunya sangat penting dijaga keseimbangan dan pengaturan kadar pemberian unsur hara tersebut, sebab jika kelebihan dalam pemberiannya akan tidak baik dampaknya, demikian pula halnya jika yang diberikan tersebut krang dari takaran yang semestinya diberikan.

laporan praktikum fisiologi tumbuhan : Pengaruh osmotik konsentrasi garam hara terhadap absorsi air dan pertumbuhan tanaman


Tujuan
Melihat pengaruh osmotik dari konsenterasi garam hara terhadap absorbsi air dan pertumbuhan tanaman.
Pendahuluan
Beraneka ragam unsur dapat ditemukan dalam tubuh tumbuhan, namun tidak seluruh unsur diperukan untuk pertumbuhannya (Lakitan 2008). Unsur hara yag dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang cukup, tidak kekurangan ataupun kelebihan, jika kekurangan tanaman tidak akan tumbuh secara normal, karena metabolisme dalam tubuh tumbuhan terganggu (Salisbury 1992). Sedangkan jika berlebihan akan menyebabkan lisisnya sel tanaman sehingga cepat layu, pergerakan air kedalam tanaman juga mengalami penurunan, karena konsenterasi unsur hara yang terlalu tinggi dapat menyebabkan keracunan.
Tumbuhan memperoleh bahan dari lingkungan untuk hidup berupa O2, CO2, air dan unsur hara. Mekanisme proses penyerapan dapat belangsung karena adanya proses imbibisi, difusi, osmosis dan transpor aktif. Proses osmosis yang terjadi merupakan proses perpindahan air dari daerah yang berkonsentrasi rendah ke daerah yang berkonsentrasi tinggi melalui membran semipermiabel. Membran semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat tertentu yang larut di dalamnya. Keadaan tegang yang timbul antara dinding sel dengan dinding isi sel karena menyerap air disebut turgor, sedang tekanan yang ditimbulkan disebut tekanan turgor. Jika sel ditempatkan dalam larutan yang lebih pekat (hipertonik) terhadap cairan sel, air dalam sel akan terhisap keluar sehingga menyebabkan sel mengkerut. Peristiwa ini disebut plasmolisis (Syamsuri 2004).
Unsur hara dapat kontak dengan permukaan akar melalui tiga cara yaitu secara difusi dalam larutan tanah, secara pasif terbawa oleh aliran air tanah dan karena akar tumbuh kearah posisi hara tersebut dalam matriks tanah. Setelah berada pada permukaan akar, unsur hara diserap tanaman. Lintasan yang dilalui oleh air dan unsur hara yang terlarut didalamnya pada jaringan akar menuju pembuluh xilem (Dwidjoseputro 1980). Jika potensial osmotik larutan lebih rendah dari potensial osmotik sel-sel akar maka air dapat masuk dari larutan luar ke dalam sistem akar.
Pembahasan
Unsur hara dapat diserap secara difusi jika konsenterasi di luar sitosol lebih tinggi daripada konsenterasi di dalam sitosol. Proses ini berlangsung ketika konsenterasi ion di dalam sitosol dipertahankan untuk tetap rendah. Konsenterasi hara esensial dalam sel dapat menjadi tinggi di banding konsenterasi pada larutan di luar sel, ketika penyerapan hara dilakukan tumbuhan pada waktu yang lama.
Pada percobaan ini walaupun akar terendam, namun tanaman tidak mampu menyerap cukup air, karena beda potensial tidak cukup besar antara larutan di luar dengan di dalam akar. Keadaan ini disebut dengan kekeringan fisiologis yang disebabkan oleh ketidakmampuan akar mengabsorbsi air karena keadaan osmotik meskipun air tersedia cukup. Keadaan ini sering di jumpai pada tanah dengan kadar garam tinggi, pada tanah tersebut konsenterasi solute sangat tinggi sehingga potensial air menjadi rendah. Perbedaan potensial air antara keduanya yang manjadikan akar tak mampu menyerap air.
Proses osmosis yang terjadi merupakan proses perpindahan air dari daerah yang berkonsentrasi rendah ke daerah yang berkonsentrasi tinggi melalui membran semipermiabel. Membran semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat tertentu yang larut di dalamnya. Keadaan tegang yang timbul antara dinding sel dengan dinding isi sel karena menyerap air disebut turgor, sedang tekanan yang ditimbulkan disebut tekanan turgor. Jika sel ditempatkan dalam larutan yang lebih pekat (hipertonik) terhadap cairan sel, air dalam sel akan terhisap keluar sehingga menyebabkan sel mengkerut.
Hasil pengamatan menunjukan bahwa semakin tinggi konsenterasi unsur hara yang menggunakan CaCl2 dalam suatu larutan, maka masuknya air ke dalam akar akan menjadi lambat, hal ini terlihat dari hasi penambahan air yang semakin berkurang tiap pengamatan pada botol dengan konsenterasi CaCl2 yang tinggi. Jika potensial air larutan sangat rendah yang dapat menghambat absorbsi air oleh akar, maka pertumbuhan tanaman akan terhambat. Mengembangnya sel selama proses pembesaran terjadi akibat tekanan air yang masuk sebagai respons terhadap perbedaan potensial air. Air yang masuk ini akan menekan dinding sel kesegala arah, sehingga dinding sel mengalami pembesaran.
Pertambahan tinggi tanaman pada hasil pengamatan terlihat tidak berpengaruh terhadap proses pertumbuhan tanaman akibat adanya perbedaan konsenterasi, kemungkinan hal ini terjadi karena antara dua tanaman yang satu dengan yang lainnya dalam pot yang sama berbeda cukup jauh sebelum dirata-rata, sehingga datanya kurang valid. Selain itu kurangnya pemahaman praktikan dalam menghitung tinggi tanaman dan ketelitian dari masing-masing praktikan, sehingga menghasilkan data yang berbeda-beda. Kemungkinan ada faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman, antaranya akar yang bersimbiosis dengan cendawan yang mampu memperbaiki kemampuan akar dalam menyerap air dan mineral. Akar yang bersimbiosis ini akan menimbulkan pengaruh yang berbeda dengan yang tidak bercendawan. Selain itu pula faktor intensitas cahaya dan kerapatan penempatan botol ikut serta dalam mempengaruhi penambahan tinggi tanaman.
Namun perbedaan konsenterasi hara mineral sangat berpengaruh terhadap gejala umum yang tampak pada kacang hijau tersebut, seiring pertambahan konsenterasi CaCl2 maka daun tampak kecoklatan, layu bahkan mengalami kematian, contohnya terjadi pada botol hasil perlakuan CaCl2 0.2 M. Seperti yang telah dijelaskan, hal ini dapat terjadi karena ketidakmampuan akar mengabsorbsi air karena keadaan osmotik meskipun air tersedia cukup.
Kesimpulan
Potensial osmotik dari konsenterasi garam hara terhadap absorbsi air memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Semakin tinggi konsenterasi zat terlarut maka semakin rendah masuknya air ke dalam akar, semakin tinggi pula pelunag sel tanaman untuk lisis karena terlalu tinggi konsenterasi unsur hara yang terkandung dalam cairan tersebut. Kesalahan praktikum yang terjadi karena perbedaan cara penghitungan dan ketelitian dari masing-masing praktikan, sehingga menghasilkan data yang berbeda-beda.


Makalah Fisiologi Tumbuhan



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis penjatkan kehadirat  Allah SWT  atas segala rahmat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah fisiologi. Selain itu, penulis juga berharap makalah ini dapat menambah informasi kepada kita mengenai “ Tanah dan Nutrisi” bagi tumbuhan.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan demi kebaikan kualitas makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr.Ir. Elis Kartia, M.Si yang telah mengamanahkan penulisan makalah yang berjudul “Sistem Transport Unsur Hara” ini sehingga penulis termotivasi untuk mencari sumber-sumber yang relevan

Jambi, Mei 2011
Penulis
Andrian








DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1
Daftar isi 2
BAB I Pendahuluan 3
1.1.         Latar Belakang 2
1.2.      Tujuan Penulisan 5
1.3.         Metode 5
BAB II Pembahasan 6

BAB III PENUTUP 21
3.1. Kesimpulan 21
3.2. Saran 22

DAFTAR PUSTAKA 23







BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Dalam mempelajari ilmu fisiologi terutama fisiologi tumbuhan kita harus mengetahui apa saja yang diperlukan tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya. Juga bagaimana bahan-bahan yang dibutuhkan tumbuhan tersebut dapat masuk dan terserap dengan baik kedalam tubuh tumbuhan.
Tanah dan nutrisi adalah dua hal yang sangat essensial diperlukan tumbuhan selain faktor-faktor lain. Tanah dan nutrisi adalah dua hal yang saling berkaitan satu sama lain. Tanah diperlukan tumbuhan sebagai tempat hidup (habitat) dimana tumbuhan tersebut ditanam. Namun yang tak kalah penting adalah unsur hara yang terkandung dalam tanah yang diperlukan tumbuhan sebagai nutrisi untuk pertumbuhannya.
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, tumbuhan menyerap tanah yang mengandung unsur hara dengan berbagai proses. Unsur hara yang diserap juga dengan berbagai bentuk baik ion maupun molekul.
Seperti manusia, tanaman memerlukan makanan yang sering disebut hara tanaman. Berbeda dengan manusia yang menggunakan bahan organik, tanamana menggunakan bahan anorganik unruk mendapatkan energi dan pertumbuhannya.
Dengan fotosintesis, tanaman mengumpulkan karbon yang ada di atmosfir yang kadarnya sangat rendah, ditambah air yang diubah menjadi bahan organik oleh klorofil dengan bantuan sinarmatahari. Unsur yang diserap untuk pertumbuhan dan metabolisme tanaman dinamakan hara tanaman. Mekanisme perubahan unsur hara menjadi senyawa organik atau energi disebut metabolsime.
  Dengan menggunakan hara, tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya. Fungsi hara tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain dan apabila tidak terdapat suatu hara tanaman, maka kegiatan metabolisme akan terganggu atau berhenti sama sekali. Disamping itu umumnya tanaman yang kekurangan atau ketiadaan suatu unsur hara akan menampakkan gejala pada suatu orrgan tertentu yang spesifik yang biasa disebut gejala kekahatan.
Unsur hara yang diperlukan tanaman adalah Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Sulfur (S), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Seng (Zn), Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Molibden (Mo), Boron (B), Klor (Cl), Natrium (Na), Kobal (Co), dan Silikon (Si).
    Unsur Na, Si, dan Co dianggap bukan unsur hara essensial, tetapi hampir selalu terdapat dalam tanaman. Misalnya, unsur Na pada tanaman di tanah garaman yang kadarnya relatif tinggi dan sering melebihi kadar P (Fosfor). Silikon (Si) pada tanaman padi dianggap penting walaupun tidak di perlukan dalam proses metabolsime tanaman. Jika tanaman padi mengandung Si yang cukup, maka tanaman tersebut lebih segar dan tidak mudah roboh diterpa angin sehingga seakan akan Si meningkatkan produksi tanaman.
    Berdasarkan jumlah yang di perlukan tanaman, Unsur hara di bagi menjadi dua golongan, yakni unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro dibutuhkan tanaman dan terdapat dalam jumlah yang lebih besar, di bandingkan dengan unsur hara mikro. Davidescu (1988) mengusulkan bahwa batas perbedaan unsur hara makro dan mikro adalah 0,02 % dan bila kurang disebut unsur hara mikro. Ada juga unsur hara yang tidak mempunyai fungsi pada tanaman, tetapi kadarnya cukup tinggi dalam tanaman dan tanaman yang hidup pada suatu tanah tertentu selalu mengandung unsur hara tersebut misalnya unsur hara Al (Almunium), Ni (Nikel) dan Fe (Besi).
   
               Penyerapan unsur hara dilakukan oleh akar tanaman dan diambil dari kompleks jerapan tanah ataupun dari larutan tanah berupa kation dan anion. Adapula yang dapat diserap dalam bentuk khelat yaitu ikatan kation logam dengan senyawa organik. Dewasa ini kebanyakan unsur hara mikro diberikan lewat daun.
Untuk memahami bagaimana air, mineral, dan unsur hara tersebut bisa di transport ke seluruh tanaman, maka penulis menyusun makalah yang berjudul “Sistem Transport Unsur Hara.”

1.2.Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu mengerti dan memahami mengenai kegunaan unsure hara bagi tanaman,dan bagaimana sistem transport di dalam tanaman. Serta mahasiswa mampu mengerti unsure hara mana ang sangat di perlukan oleh tanaman untuk dapat tumbuh dan berkembang dalam melangsungkan kehidupannya.

1.3.Metode
Metode yang dilaksanakan adalah dengan membaca literature-literatur atau bahan bacaan yang berhubungan dengan transport unsur hara,dan juga metode yang digunakan adalah dengan browsing di internet mengenai unsur hara yang diperlikan tanaman dalam tanaman proses tumbuh dan berkembang.










BAB II
PEMBAHASAN
Unsur Hara
Tanah selain sebagai tempat hidup tumbuhan, juga mengandung unsur hara yang diperlukan tumbuhan sebagai nutrisi bagi pertumbuhannya. Unsur hara yang essensial pada tumbuhan tingkat tinggi dibagi menjadi 2 kelompok :
1.    Unsur hara makro
Unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar. Yang termasuk unsur hara makro adalah C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg.
C, H dan O diserap dalam bentuk molekul C02, H2O dan O2..
N, S dan P diserap dalam bentuk anion NO3, SO4, H2PO4.
K, Ca dan Mg diserap dalam bentuk kation K, Ca, Mg.
2.    Unsur hara mikro
Unsur hara mikro adalah unsur hara yang diperlukan dalam jumlah kecil.
Yang termasuk unsur hara mikro adalah B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo, Zn.
Unsur essensial dapat meracuni tumbuhan jika diserap dalam bentuk yang tidak tepat, misalnya CH4, SO2, H2S, dan NH3. Unsur fungsional adalah unsur yang jika diberikan kepada tumbuhan, dapat memperbaiki mutu kehidupan tumbuhan, tetapi jika tidak ada, tumbuhan tidak menunjukkan gejala defisiensi. Yang termasuk unsur fungsional adalah Na, Si, Al dan Co.


2.    Fungsi nutrisi pada tumbuhan
a.    C (carbon)
Carbon , Oksigen dan Hidrogen merupakan bahan baku dalam pembentukan jaringan tubuh tanaman, berada dalam bentuk air, asam karbonat dan gas karbondioksida. Karbon adalah unsur penting sebagai pembangun bahan organik, karena sebagian besar bahan kering tanaman terdiri dari bahan organik. Unsur Karbon ( C ), ini diserap tanaman dalam bentuk gas  CO2  selanjutnya digunakan dalam proses yang sangat penting yaitu fotosintesis : CO2 + H2O-------> C6H12O6
tanpa gas  CO2  proses tersebut akan terhambat sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman pun akan terhambat. Merupakan penghasil energi utama.
b.    H (Hidrogen)
Hidrogen (H) merupakan elemen pokok pembangunan bahan organik dan unsur H ini diserap oleh tanaman dalam bentuk H2O.  Esensi unsur ini bagi tanaman adalah pada proses fotosintesis ( CO2 + H2O ----> C6H12O6
 di sini jelas terlihat bahwa, unsur H sama pentingnya dengan unsur C. Merupakan penghasil energi utama.
c.    Oksigen (O)
Oksigen ( O ) juga terdapat dalam bahan organik sebagai atom dan termasuk pembangun bahan organik, diambil oleh tanaman dalam bentuk gas O2 esensi utama dari unsur. Oksigen ini berperan pada proses respirasi. Proses respirasi tanaman adalah proses perombakan gula (karbohidrat) hasil fotosintesis dan hasil akhir dari proses respirasi yaitu terbentuknya ATP yang merupakan sumber energi utama bagi tanaman untuk melakukan semua kegiatan seperti absorbsi, transpirasi, transportasi, pembelahan sel, pembungaan maupun fotosintesis. Oksigen digunakan di mitokondria untuk membantu menghasilkan adenosina trifosfat (ATP) selama fosforilasi oksidatif. Reaksi respirasi aerob ini secara garis besar merupakan kebalikan dari fotosintesis, secara sederhana:
C6H12O6+ 6O2 → 6CO2. Merupakan penghasil energi utama.
d.    Nitrogen (N)
Nitrogen diserap dalam bentuk NO3-  atau NH4+ dari larutan tanah. Fungsi nitrogen adalah sebagai penyusun asam amino, asam nukleat, protein (plasma maupun enzim), klorofil, hormon dan bahan organik lainnya. Berfungsi dalam proses fotosintesis. Asimilasi N tidak dapat dipisahkan dari asimilasi C.
Kekurangan unsur N menyebabkan klorosis pada daun tua, kandungan protein turun, serta pertumbuhan terhambat
e.    Sulfur (S)
Sulfur diserap dalam bentuk SO4. Fungsi sulfur adalah sebagai penyusun asam amino, vitamin, koenzim A dan minyak atsiri. Penting pada pembentukan protein. Karena sulfat merupakan asam keras, setelah diserap dinetralkan oleh ATP membentuk APS atau PAPS.
Kekurangan unsur S dapat menyebabkan klorosis pada daun muda, pertumbuhan terhambat, serta kandungan asam amino tinggi.
f.    Phospor (P)
Phosphor diserap dalam bentuk H2PO4. Fungsi phospor sebagai penyusun membran plasma, asam nukleat, senyawa berenergi (ATP, GTP), fosfolipid, dan monosakarida P pada asimilasi C.
Kekurangan unsur P dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat, daun gugur lebih cepat serta diferensiasi jaringan terganggu.
g.    Kalium (K)
Kalium sedikit yang terlarut dalam larutan tanah. K terutama terdapat sebagai bentuk yang dapat ditukar karena terjerap dipermukaan partikel tanah. Kalium merupakan ion yang terdapat bebas dalam vakuola. Mobilitasnya dalam tubuh sangat tinggi. K tidak menjadi penyusun molekul tertentu tetapi berfungsi mengatur keseimbangan air dalam tubuh, berperan dalam sintesis karbohidrat dan protein serta sebagai aktivator berbagai enzim.
Kekurangan kalium menyebabkan pertumbuhan terhambat, nekrosis atau daun kering.
h.    Calcium (Ca)
Didalam tanah umumnya berada dalam bentuk CaCO3 yang mudah dilarutkan dengan pemberian CO2 dalam air. Fungsinya sebagai penyusun dinding sel dan lamella tengah dalam bentuk Ca-pektat, sebagai penetral asam organik, serta aktivator enzim. Mobilitasnya sangat rendah.
Kekurangan unsur Ca dapat menyebabkan daun muda dan meristem menunjukkan pertumbuhan tidak normal, misalnya keriting, nekrosis, serta tangkai daun lemas. 
i.    Magnesium (Mg)
Berasal dari ikatan MgCO3 yang mudah larut. Fungsi terpenting adalah sebagai penyusun klorofil dan berperan dalam transport posfat dalam tubuh. Mobilitasnya dalam tubuh sangat tinggi.
Kekurangan unsur Mg dapat menyebabkan klorosis pada daun tua.
j.    Boron (B)
Boron berfungsi pada translokasi gula dan terlibat pada perkecambahan polen, pada metabolisme N dan keseimbangan redox dalam sel.
k.    Clor (Cl)
Clor berperan dalam fotosintesis, metabolisme karbohidrat, dan mengatur kandungan air sel.
l.    Cuprum (Cu)
Berfungsi sebagai penyusun plastonianin dalam kloroplas, stabilisator klorofil, penyusun enzim oksidase (sitokrom oksidase, polifenol oksidase).
Kekurangan unsur Cu menyebabkan mengisutnya ujung daun dan akhirnya gugur.
m.    Ferum (Fe)
Berfungsi sebagai katalisator sintesis klorofil (bukan peyusun), pembawa oksigen pada proses respirasi. Mobilitasnya rendah.
n.    Mangan (Mn)
Merupakan mikroelemen yang mengaktifkan beberapa enzim seperti dehidrogenase dan karboksilase. Fungsinya serupa dengan fe, katalisator reaksi redox. Kekurangan Mn mempunyai efek yang sama seperti kekurangan Fe dan Mg, yaitu klorosis. Adapula beberapa penyakit defisiensi tertentu yang disebabkan kekurangan unsur ini. Tanah yang agak basa kurang mengandung unsur Mn.
o.    Molybdenum (Mo)
Ialah mikroelemen yang paling sedikit dibutuhkan, penting dalam mereduksi nitrat. Fungsi Mo sebagai penyusun enzim nitrat reduktase dan untuk membentuk bintil akar.
Kekurangan unsur Mo mengakibatkan terganggunya pertumbuhan tanaman. Terlalu banyak Mo juga dapat meracuni tanaman.
p.    Zinc (Zn)
Berfungsi sebagai aktivator enzim karbonik anhidrase yang mengkatalisis reaksi H2O + CO2 serta H+ + HCO3. Enzim ini terdapat dalam kloroplas. Diperlukan pada sintesis triptofan (bahan indol asetat), sebagai aktivator enzim amilum sintetase. Kekurangan unsur Zn mengakibatkan salah tumbuh pada ujung akar dan akhirnya menghambat pertumbuhan seluruhnya.
Proses Penyerapan unsur hara melalui akar
Unsur yang tersedia untuk diambil oleh tanaman hanya dalam bentuk kation atau anion dan absorpsi air beserta ion-ion itu dilakukan terutama oleh ujung-ujung akar. Bagian akar yang paling ujung berupa suatu tudung (kaliptra) yang menutupi jaringan meristem. Melalui kaliptra dan daerah meristem ini lah, air dan garam-garam mineral diabsorpsi namun dalam jumlah kecil. Penyerapan terbanyak dilakukan oleh bulu-bulu akar yang berjuta-juta banyaknya.
Muatan anion dan kation didalam dan diluar sel akar berbeda. Perbedaan anion dan kation dalam dan luar sel akar, maka terjadi tukar-menukar ion antara akar dan tanah seperti halnya misel dengan larutan sekitarnya. Jika kation masuk kedalam akar karena tertarik oleh suatu anion, anion dari dalam akar tertarik keluar oleh suatu kation yang terdapat dalam tanah. Misalnya, K+ ion dari garam K2SO4 dapat masuk kedalam sel dengan tidak ditemani SO42-. Masuknya K+ kedalam sel dapat disebabkan oleh tarikan dari OH- sedangkan ion H+ yang tersisa tertarik keluar oleh SO42- hingga tersusun H2SO4 yang mengakibatkan keasaman tanah. Dapat pula terjadi ion NO3- dari Ca(NO3)2 masuk bersama-sama ion H+ dari air sedang ion OH- menggabung Ca2+ hingga terjadi Ca(OH)2 dan ini menyebabkan keadaan tanah menjadi basa. Pertukaran ini dapat berlangsung antara sel dengan larutan tanah dan dapat pula antara sel dengan misel tanah liat yang melekat pada sel itu. Peristiwa ini disebut pertukaran langsung (contact exchange). Ion-ion yang masuk kedalam sel akar harus lebih banyak daripada ion-ion yang keluar sel akar agar isi akar bertambah dan terjadi pertumbuhan tanaman. Jika kation dan anion yang masuk kedalam akar sama jumlahnya dengan anion dan kation yang keluar dari sel akar maka akar tidak akan tambah isinya dan ini berarti tidak akan ada pertumbuhan bagi tanaman.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan unsur hara

a)    Temperatur
Kenaikan temperatur mempercepat penyerapan karena menaikkan kecepatan difusi ion ke akar dan mempercepat respirasi akar. Semakin tinggi temperatur, semakin cepat transpirasi sehingga menaikkan difusi unsur hara dalam bentuk ion ke akar.
b)    Cahaya
Tumbuhan yang hidup pada intensitas cahaya tinggi menyerap ion lebih banyak dari intensitas cahaya rendah. Karena fotosintesis yang lebih besar memberi gula lebih banyak pada akar untuk direspirasi. Cahaya juga berhubungan dengan transpirasi. Semakin tinggi intensitas cahaya, semakin cepat transpirasi sehingga menaikkan difusi unsur hara dalam bentuk ion ke akar.
c)    Aerasi
Aerasi tidak baik menghambat penyerapan karena oksigen diperlukan untuk respirasi dan kenaikan kadar CO2 dapat meracuni akar. aerasi yang baik, mempercepat penyerapan unsur hara.
d)    pH
Pada pH rendah, ion H akan bersaing dengan kation sehingga penyerapan kation terhambat dan penyerapan anion terpacu. Ph yang sesuai mempercepat penyerapan unsur hara.
e)    Interaksi antar ion
Penyerapan ion dipengaruhi ion lain. Pada umumnya ion bervalensi satu lebih mudah diserap daripada ion bervalensi dua.
f)    Pertumbuhan 
Pertumbuhan jaringan akan menambah luas permukaan, menambah jumlah sel, dan menambah carrier. Pertumbuhan juga berarti penambahan bahan organik, ini akan menurunkan kadar zat hara tertentu yang dapat menyebabkan pemacuan penyerapan. Semakin tinggi pertumbuhan, semakin cepat penyerapan.

Mekanisme penyerapan unsur hara
1)    Penyerapan pasif
Penyerapan tanpa menggunakan energi hasil metabolism
a)    Difusi bebas
Ion masuk keruang bebas dinding sel dan ruuang antar sel. Mekanisme ini tidak banyak menyerap karena setelah terjadi keseimbangan akan terhenti. Pada difusi bebas, tidak digunakan energi hasil metabolisme karena pergerakan molekul tidak melawan gradien.
b)    Pertukaran ion
Ion yang terserap dipermukaan dinding sel dapat dipertukarkan dengan ion dari larutan atau yang terserap permukaan tanah. Yang dipertukarkan adalah ion H+ dan HCO3-dari sel dengan kation atau anion yang setara. Setiap pemasukan ion positif(kation), dibayar dengan pengeluaran ion negatif (anion). Begitu sebaliknya.
c)    Arus massa
Ion terserap kedalam sel akar mengikuti arus air yang terserap oleh daya isap daun (arus transpirasi). Semakin tinggi intensitas cahaya, semakin tinggi penguapan maka semakin besar arus massa.
d)    Keseimbangan donnan
Mekanisme ini menganggap bahwa didalam sel terdapat ion tetap berupa kation atau anion yang tidak dapat meninggalkan sel. Jika membran plasma permeabel untuk ion maka baik kation mupun anion akan masuk sampai terjadi keseimbangan. Bila ion tetap itu berupa kation, maka sel akan dimasuki anion yang lebih besar. Sebaliknya bila ion tetap itu bermuatan negatif (anion), maka sel akan dimasuki kation yang lebih besar. 


2)    Penyerapan aktif
Penyerapan menggunakan energi metabolisme misalnya ATP.
a)    Teori carrier
Ion dapat menembus membran plasma yang diferensial permeable karena dibantu oleh carrier yaitu senyawa hipotetik yang mengikat ion dipermukaan luar dan melepasnya lagi dibagian dalam membran sel. Untuk dapat membentuk carier ion kompleks diperluka ATP. 
b)    Pompa ion
Masuknya anion terjadi karena melewati pompa sitokrom dengan elektron yang berasal dari proses dehidrogenasi sebagai penukar. Dipermukaan luar  elektron bergabung kembali dengan H+ dan O2 dari luar membentuk air. Sedangkan masuknya kation secara pasif hanya untuk mengimbangi ion yang masuk. Setiap pengeluaran anion, dibayar dengan pemasukan kation.   
Translokasi
Translokasi adalah perpindahan bahan terlarut yang dapat terjadi di seluruh bagian tumbuhan. Translokasi ini membahas yang terjadi pada Floem.
Mekanisme dan Pola Translokasi
Sejak lama para ahli fisiologi tumbuhan bermaksud mengukur langsung translokasi dalam system pengangkutan dengan cara mengikuti pergerakan bahan bertanda. Mula – mula menggunakan zat warna : fluoresein bergerak dengan mudah dalam sel floem dan masih digunakan sebagai perunut yang efektif. Virus dan herbisida juga pernah digunakan. Penggunakan fosfor, belerang, klorin, kalsium, stronsium, rubidium, kalium, hydrogen dalam kajian ini, namun hingga saat ini nuklida radioaktif yang paling penting.
Perunut radioaktif bisa dilacak perjalannya dengan pelacak radiasi yang disentuhkan pada batang atau bagian lain dari tumbuhan. Metode lainnya adalah autoradiografi. Tumbuhan diletakkan bersinggungan dengan sehelai film sinar – X selama beberapa hari hingga bulan. Kemudian,film tersebut dikembangkan dan ditemui letak radioaktivitasnya pada tanaman tersebut.
Model E. Munch di Jerman pada tahun 1926 adalah model pengangkutan floem yang dianut sampai sekarang. Konsepnya yaitu model aliran – tekanan. Menggunakan dua osmometer. Osmometer yang dilakukan di laboratorium direndam dalam larutan. Osmometer pertama berisi larutan yang lebih pekat daripada larutan sekitar, osmometer kedua berisi larutan kurang pekat dari osmometer pertama dan harus lebih pekat dari medium sekelilingnya. Osmometer pertama dialokasikan dengan daun (sebagai sumber); sedangkan osmometer kedua dialokasikan dengan organ-organ penerima (sebagai limbung, misal buah, jaringan meristem, dan akar). Perbedaan antara model osmometer dengan pengangkutan floem yang sesungguhnya terletak pada sumber dan lingbungnya. Pada daun, bahan terlarut yang telah terangkut segera ditambahkan kembali dari hasil fotosintesis (phloem loading); dan bahan terlarut yang telah sampai ke limbung akan dikeluarkan dari pembuluh floem (phloem unloading). Dimanfaatkan untuk pertumbuhan atau ditimbun di organ penampung, misalnya dalam bentuk pati atau lemak. Larutan perendam pada osmometer setara dengan bagian apoplas tanaman, yakni dinding sel dan pembuluh xylem.
Material Translokasi
Fungsi floem adalah sebagai jaringan translokasi bahan organik yang terutama berisi karbohidrat. Crafts dan Lorenz (1994) mendapatkan persentase nitrogen (dalam bentuk protein) sebesar 45%. Sebenarnya gula yang menjadi linarut terbesar yang ditranslokasikan dalam cairan floem. Diantara gula ini, sukrosa yang paling banyak jumlahnya. Gula lain seperti gula rafinosa : glukosa, rafinosa, stakiosa, dan fruktosa juga ada pada gula alcohol: manitol, sorbitol, galaktitol, serta mio-inositol.
Tingkat Pergerakan
Diestimasi dengan cara menghitung penambahan berat organ tersebut selama kurun waktu tertentu untuk mengetahui laju pengangkutan melalui pembuluh floem ke suatu organ. Kemudian diukur luas penampang melintang dari pembuluh floem. Berdasarkan data tersebut dapat dihitung laju transfer massa (mass transfer rate). Laju perpindahan masa merupakan jumlah bahan yang melintasi suatu irisan melintang tabung taapis per satuan waktu.
Dikemukakan oleh Alden S. Crafts dan O.Lorenz (dari University of California di Davis) berasumsi bahwa bahan kering yang diangkut melalui floem mempunyai gravitas spesifik (atau kepadatan) sebesar 1,5 g.cm-3.Nilai ini jika dibagi dengan laju transfer massa akan diperoleh velositas sebesar 110 mm.jam-1. Tentu saja, bahan yang diangkut dalam pembuluh floem tidak dalam bentuk kering, tetapi terlarut didalam air. Dengan demikian velositas sesungguhnya adalah lebih cepat. Potensi osmotik larutan floem yang umum terukur adalah antara -2 Mpa sampai -3 Mpa, yang setara dengan 20% sampai 30% larutan sukrosa (Sukrosa merupakan bahan terlarut yang dominan pada larutan floem. Berdasarkan nilai ini, maka volaritas pengangkutan pada pembuluh floem adalah antara 363 sampai 550 mm.jam-1.
Dengan teknik yang lebih maju, pengukuran velositas dapat dilakukan dengan isotop11C dalam bentuk CO2 yang diberikan pada daun. Isotop ini akan terkandung dalam fotosintat yang akan diangkut melalui pembuluh floem. Pada 2 atau lebih posisi pada batang ditempatkan pendeteksi radiasi dengan jarak yang telah ditetapkan.
Phloem Loading dan Unloading
Proses peningkatan konsentrasi gula pada sel-sel floem yang berada dekat dengan sel-sel fotosintetik pada daun disebut proses pengisian floem (phloem loading). Berdasarkan pengukuran pada berbagai spesies, terlihat bahwa potensi osmotik sel-sel mesofil (sekitar -0,8 MPa sampai -1,8 MPa) lebih tinggi dibanding pada pembuluh floem (antara -2,0 MPa sampai -3,0 MPa). Karena bahan terlarut (sukrosa) pada pembuluh floem lebih tinggi dibanding pada sel-sel mesofil.
Serapan sukrosa oleh sel peneman floem ini yang dikarenakan oleh sel peneman ini lebih besar dan lebih aktif dibandingkan sel-sel lain pada jaringan floem dan juga adanya penumbuhan ke dalam (ingrowth) yang menyebabkan luas permukaan membran sel ini menjadi 3 kali lebih luas. Menyebabkan potensi osmotic sitoplasma sel ini menjadi turun (lebih negatif) dan ini akan merangsang air untuk masuksecara osmosis kedalam sel ini dari sel-sel mesofil disekitarnya. Sebagai akibatnya tekanan internal pada sel peneman akan meningkat dan mengakibatkan sukrosa bergerak masuk ke pembuluh floem secara simplastik melalui plasmodesmata. Masuknya larutan yang mengandung sukrosa ke pembuluh floem dari sel-sel peneman ini yang mengakibatkan tekanan internal pada pembuluh floem pada daun lebih tinggi, yang kemudian menjadi faktor pendorong dari aliran larutan floem, berarti pengangkutan senyawa-senyawa yang terlarut didalamnya.
Proses pengisian floem ini bersifat selektif. Jenis material yang di translokasi seperti gula rafinosa : glukosa, rafinosa, dan stakiosa juga ada pada gula alcohol: manitol, sorbitol, galaktitol, serta mio-inositol. Fruktosa jarang diangkut kedalam pembuluh floem. Demikian juga dengan asam amino dan mineral.sifat selektif ini memperkuat argumentasi bahwa senyawa – senyawa yang akan dimuat kedalam pembuluh floem diserap dari apoplas oleh sel – sel peneman floem. Sifat selektif ini berkaitan dengan peranan senyawa pembawa pada membran, yang menyangkut pada senyawa – senyawa tertentu.
Kompetisi antara organ atau jaringan limbung ditentukan oleh laju pengeluaran bahan dari pembuluh floem (phloem unloading). Limbung yang dapat memanfaatkan hasil terlarut (sukrosa) dari pembuluh floem dan akan berpeluang besar untuk memperoleh lebih banyak lagi bahan terlarut dari organ sumber. Hal ini disebabkan sukrosa diserap sel – sel organ limbung dari pembuluh floem, maka potensi air sel – sel limbung tersebut turun. Mengakibatkan air akan bergerak keluar dari pembuluh floem dan tekanan internal pembuluh floem pada organ atau jaringan limbung akan turun. Hal ini akan lebih memacu laju pengangkutan dari sumber ke limbung karena perbedaan tekanan internal yang lebih besar antara kedua ujung pembuluh floem tersebut.

Transportasi
Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan tingkat rendah (misal ganggang) penyerapan air dan zat hara yang terlarut di dalamnya dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan tingkat tinggi (misal spermatophyta) proses pengangkutan dilakukan pembuluh pengangkut yang terdiri dari xylem dan phloem.
Tumbuhan memperoleh bahan dari lingkungan untuk hidup berupa O2, CO2, air dan unsur hara. Kecuali gas O2 dan CO2  zat diserap dalam bentuk larutan ion. Mekanisme proses penyerapan dapat belangsung karena adanya proses imbibisi, difusi, osmosis dan transpor aktif.
Imbibisi : merupakan penyusupan atau peresapan air ke dalam ruangan antar dinding sel, sehingga dinding selnya akan mengembang.  Misal masuknya air pada biji saat berkecambah dan biji kacang yang direndam dalam air beberapa jam.
Diffusi : gerak menyebarnya molekul dari daerah konsentrasi tinggi (hipertonik) ke konsentrasi rendah (hipotonik). Misal pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 saat pernafasan, penyebaran setetes tinta dalam air.
Osmosis : proses perpindahan air dari daerah yang berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke daerah yang berkonsentrasi tinggi (hipertonik) melalui membran semipermiabel. Membran semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat tertentu yang larut di dalamnya. Keadaan tegang yang timbul antara dinding sel dengan dinding isi sel karena menyerap air disebut turgor, sedang tekanan yang ditimbulkan disebut tekanan turgor. Untuk sel tumbuhan bersifat selektif semipermiabel. Setiap sel hidup merupakan sistem osmotik. Jika sel ditempatkan dalam larutan yang lebih pekat (hipertonik) terhadap cairan sel, air dalam sel akan terhisap keluar sehingga menyebabkan sel mengkerut. Peristiwa ini disebut plasmolisis.
Transpor aktif : pengangkutan lintas membran dengan menggunakan energi ATP, melibatkan pertukaran ion Na+ dan K+ (pompa ion) serta protein kontraspor yang akan mengangkut ion Na+ bersama melekul lain seperti asam amino dan gula. Arahnya dari daerah berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Misal perpindahan air dari korteks ke stele.  

Pengangkutan Zat Melalui Xylem     

Pengangkutan zat pada tumbuhan dibedakan menjadi :
1.  Pengangkutan vaskuler (intravaskuler) : pengangkutan melalui berkas pembuluh pengangkut.
2.  Pengangkutan ekstravaskuler : pengangkutan air dan garam mineral di luar berkas pembuluh pengangkut. Pengangkutan ini berjalan dari sel ke sel dan biasanya dengan arah horisontal. Di dalam akar pengangkutan ini melalui :
     bulu akar    epidermis    korteks    endodermis    xylem.
     Penganngkutan ekstravaskluler dibedakan :
-    transportasi/ lintasan apoplas : menyusupnya air tanah secara bebas atau transpor pasif melalui semua bagian tak hidup dari tumbuhan (dinding sel dan ruang antar sel)
-    transportasi/ lintasan simplas : bergeraknya air dan garam mineral melalui bagian hidup dari sel tumbuhan (sitoplasma dan vakoula).
Air dan garam mineral akan diangkut ke daun melalui pembuluh kayu (xylem). Komponen utama penyusun xylem adalah elemen pembuluh (trakea) dan trakeid.
Trakea dan trakeid merupakan sel-sel yang mati karena tidak mempunyai sitoplasma dan hanya mempunyai dinding sel.
Sel trakea terdiri atas tabung yang berdinding tabal dan membentuk suatu pembuluh.Sel trakeid merupakan sel dasar penyusun xylem, yang terdiri dari sel memanjang dan berdinding keras karena mengandung lignin. Pada beberapa tempat dinding sel trakeid terdapat bagian-bagian yang tidak menebal yang disebut noktah.
Selain trakea dan trakeid xylem juga mengandung sel parenkim (parenkim kayu) yang merupakan sel hidup dan berfungsi untuk menyimpan bahan makanan. Xylem juga mengandung serabut kayu yang berfungsi sebagai penguat (penyokong)
Proses pengangkutan air dan zat zat terlarut hingga sampai ke daun pada tumbuhan dipengaruhi oleh :
-    daya kapilaritas : pembuluh xylem yang terdapat pada tumbuhan dianggap sebagai pipa kapiler. Air akan naik melalui pembuluh kayu sebagai akibat dari gaya adhesi antara dinding pembuluh kayu dengan molekul air.
-    daya tekan akar : tekanan akar pada setiap tumbuhan berbeda-beda. Besarnya tekanan akar dipengaruhi besar kecil dan tinggi rendahnya tumbuhan (0,7  -  2,0  atm). Bukti adanya tekanan akar adalah pada batang yang dipotong, maka air tampak menggenang dipermukaan tunggaknya.
-    daya hisap daun : disebabkan adanya penguapan (transpirasi) air dari daun yang besarnya berbanding lurus dengan luas bidang penguapan (intensitas penguapan).
-    pengaruh sel-sel yang hidup
Tumbuhan mengeluarkan cairan dari tubuhnya melalui 3 proses, yaitu  :
1.     Transpirasi : adalah terlepasnya air dalam bentuk uap air melalui stomata dan kutikula ke udara bebas (evaporasi). Transpirasi dipengaruhi oleh :
Faktor luar, meliputi :
-    kelembaban udara : semakin tinggi kelembaban udara maka transpirasi semakin lambat. Pada saat udara lembab transpirasi akan terganggu, sehingga tumbuhan akan melakukan gutasi
-    suhu udara : semakin tinggi suhu maka transpirasi semakin cepat.
-    intensitas cahaya : semakin banyak intensitas cahaya maka transpirasi semakin giat.
-    kecepatan angin : semakin kencang angin maka transpirasi semakin cepat.
-    kandungan air tanah
Faktor dalam, meliputi :
-    ukuran (luas) daun
-    tebal tipisnya daun
-    ada tidaknya lapisan lilin pada permukaan daun
-    jumlah stomata
-    jumlah bulu akar (trikoma)
Jadi semakin cepat laju transpirasi berarti semakin cepat pengangkutan air dan zat hara terlarut, demikian pula sebaliknya. Alat untuk mengukur besarnya laju transpirasi melalui daun disebut fotometer atau transpirometer.
2.     Gutasi : adalah pengeluaran air dalam bentuk tetes-tetes air melalui celah-celah tepi atau ujung tulang tepi daun yang disebut hidatoda/ gutatoda/ emisarium. Terjadi pada suhu rendah dan kelembaban tinggi sekitar pukul 04.00 sampai 06.00 pagi hari. Di alami pada tumbuhan famili Poaceae (padi, jagung, rumput, dll)
3.     Perdarahan : adalah pengeluaran air cairan dari tubuh tumbuhan berupa getah yang disebabkan karena luka atau hal-hal lain yang tidak wajar. Misalnya pada penyadapan pohon karet dan pohon aren.

Pengangkutan Melalui Phloem
            Air dan zat terlarut yang diserap akar diangkut menuju daun akan dipergunakan sebagai bahan fotosintesis yang hasilnya berupa zat gula/ amilum/ pati. Pengangkutan hasil fotosintesis berupa larutan melalui phloem secara vaskuler ke seluruh bagian tubuh disebut translokasi.
Untuk membuktikan adanya pengangkutan hasil fotosintesis melewati phloem dapat dilihat dari pada proses pencangkokan. Batang yang telah kehilangan kulit (phloem) mengalami hambatan pengangkutan akibat terjadinya timbunan makanan yang dapat memacu munculnya akar apabila bagian batang yang terkelupas kulitnya tertutup tanah yang selalu basah.
Beberapa tumbuhan menyimpan hasil fotosintesis pada akarnya atau batangnya. Pada umumnya jaringan phloem tersusun oleh 4 komponen, yaitu :
-    buluh tapis
-    sel pengiring
-    parenkim phloem
-    serabut-serabut


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Unsur hara sebagai nutrisi bagi tumbuhan dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu : 
a.    Unsur hara makro
Unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar. Yang termasuk unsur hara makro adalah C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg.
b.    Unsur hara mikro
Unsur hara mikro adalah unsur hara yang diperlukan dalam jumlah kecil.
Yang termasuk unsur hara mikro adalah B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo.
2. Faktor yang mempengaruhi penyerapan unsur hara oleh akar yaitu :
a.    Temperatur
b.    Cahaya
c.    Aerasi
d.    pH
e.    Interaksi antar ion
f.    Pertumbuhan
3. Ada dua mekanisme penyerapan unsur hara, yaitu melalui penyerapan aktif dan penyerapan pasif.
4. Translokasi adalah perpindahan bahan terlarut yang dapat terjadi di seluruh bagian tumbuhan.
5. Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.




3.2. Saran
Diharapkan agar tugas tugas karya ilmiah ini dapat memacu minat penulis untuk semakin rajin menulis. Dan melalui tulisan ini pula diharapkan agar pengetahuan penulis tentang sistem transport unsur hara dapat bertambah. Penulis mengharapkan adanya kritikan yang membangun untuk makalah ini agar dapat lebih baik lagi dalam membuat suatu makalah untuk kedepannya.






















DAFTAR PUSTAKA

Dwijoseputro, D. 1988. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT. Gramedi: Jakarta.

Hardjowigeno, Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo: Jakarta.
http://acehpedia.org/Fungsi_Unsur_Hara
http://cyberpurwakarta.wordpress.com/tag/unsur-hara
http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2007/11/mekanisme-penyerapan-hara.html
http://rendihouse.blogspot.com/2009/12/transportasi-dan-translokasi.html
                                                  












4ndrian0nlii © 2008 Template by:
SkinCorner